Minggu, 27 Januari 2019

Pengalaman Berharga Menjadi Volunteer dan karyawan Warung Pintar




Kami Belajar Dari Belajar dari Warung Pintar

Warung pintar, Mungkin beberapa dari kalian sudah familiar atau mungkin bertanya-tanya bahkan mungkin ketika kalian sedang di jalan sekilas melihat gerobak dengan warna kuning terang yang menjadi identitas warung ini.  Betapa beruntungnya bisa menjadi bagian dari kegiatan warung pintar dan menemukan keluarga baru disana. Salah satu perusahan startup satu ini cukup sukses dan berkembang, terbukti dengan banyaknya mitra yang bergabung dan peminat yang begitu banyak untuk membuka usaha warung atau toko klontong karena semuanya diberikan modal oleh warung pintar, termasuk prasana atau teknologi kekinian. Inilah yang unik dan menarik dari warung pintar dibandingkan toko kolontong lainnya. Volunteer, mungkin dari kalian saat mendengar kata ini yang tergambar adalah perasaan lelah, banyak, dan menyita waktu dan lainnya. Menurut ku tidak hanya itu saja yang akan kita rasakan, tapi banyak hal yang dapat dipelajari dari dan aku alami itu misalnya seperti bagaimana koordinasi, bagaimana kita berattitude dalam penelitian, manajemen waktu, kisah-kisah inspiratif yang sangat memotivasi, rasa kekeluargaan, dan kompak pastinya agar kegiatan tesebut berjalan dengan baik.

Sore itu jadi hari yang cukup melelahkan dan masih terasa cukup panas udaranya, mataharipun seakan tidak bosan menemani dan memancarkan panasnya. Terik dan panasnya juga kemacetan yang ku lewati, membuat tubuh ini mengeluarkan keringat ditambah dengan tebalnya jaket yang kupakai agar kulit ini tidak terbakar, tenggorokkan pun terasa kering karena memang air minum yang kubawa dari rumah telah habis ku minum saat di perjalanan. Sawangan, lokasi yang akan kudatangi mungkin untuk warga Depok dan sekitarnya sudah tidak asing dengan kawasan satu ini. Tujuan ku datang kesini ialah sebagai volunteer untuk melakukan survei dan wawancara dengan beberapa mitra warung pintar. Sebelum ke lokasi mitra aku sempat melihat koordinat lokasi yang memang sudah diberikan agar aku dan teman-teman volunteer tidak kesulitan mencari alamat mitra yang dituju. Kebetulan aku bersama temanku sesama volunteer vivi, lokasinya mitra yang dia kunjungi dan mitra yang aku kunjungi berdekatan yaitu di Bedahan, Sawangan kota Depok. Akhirnya kami putuskan untuk bersama naik motor menuju lokasi.

Sepanjang jalan menuju lokasi kami bercerita dan berbagi informasi terkait wawancara, survei dan lain-lain. Kemacetan yang terjadi di jl. Muctar sawangan itupun tak terasa dan kami lewati ditambah kita juga terus menerobos karena memang di setiap pinggir jalan sedang dilakukan penggalian untuk kabel atau semacamnya. Perjalan diawali dengan mitra aku yang berada di jalan Dulwanih, sepanjang jalan menuju lokasi banyak tanggul jalan juga truk besar yang mengangkut semen untuk cor jalanan. Saat sampai lokasi warung tutup dan mitra tersebut aku tanyakan lewat whatsapp. Ia mengatakan tutup karena sedang keluar kota, beberapa warga disekitar warung juga mengatakan bahwa pemilik tersebut rumahnya cukup jauh dan disini yang jaga pegawainya. Akupun putuskan untuk melakukan wawancara menggunakan whatsapp agar memudahkan mitra juga selain itu juga karena waktu itu deadline tanggal 6 januari untuk wawancara jadi aku putuskan hal tersebut, tapi ternyata diperpanjang hingga tanggal 16. Aku memang terbiasa untuk mengerjakan sesuatu lebih awal agar saat akhir bisa santai atau mengoreksi jika memang ada kesalahan. Kami melanjutkan perjalanan menuju warpin (warung pintar) yang ada di Jl. H. Sulaiman 1.

Perjalanan cukup jauh dari lokasi mitra sebelumnya bahkan kami juga kesulitan karena kendala sinyal dan kebetulan jalan yang kami lewati sedang dalam perbaikan atau di cor jadi terpaksa memutar jalan padahal dekat. Sepanjang jalan kami pun bertanya pada beberapa orang yang tengah duduk, kepada ibu yang berjalan kaki dan beberapa anak yang mereka tidak tau lokasi tersebut. Jalanan tikus yang sempitpun kami lewati dan banyak semak atau rumput liar, kemudian bertemu dengan bapak yang jongkok sambil memegang pancingan. Beliaupun kami tanya dan saat itu vivi yang bertanya dan benar ternyata jalan yang kami tuju sudah sesuai mungkin beberapa meter lagi sampai. Sampai dilokasi kami melihat pak irwadi sedang disebelah rumahnya sedang merapihkan daun pisang kering dan ibu atau istri pak irwadi sedang melayani orang yang belanja di warung pintar. Kami sangat disambut hangat disini bahkan di depan rumah yang tadinya halaman, difungsikan jadi tempat duduk untuk pembeli yang mampir sekedar nongkrong, makan mie, minum dan biasanya memakai fasilitas wifi yang disediakan.

Sebelum memulai wawancara kami pun ditawarkan minum terlebih dahulu oleh pak irwadi, beliau sangat baik dan sosok yang banyak memberikan pengalaman bagi kami karena kisah hidupnya saat masa-masa sulit. Akupun memulai ngobrol dan bercerita umum terkait dengan warung pintar dan lain-lain, aku tak tega juga karena vivi terdiam dan sesekali main handphone, namun dia juga membantu saat mengulik lebih dalam kisah hidup pak irwadi. Obrolan terus berlanjut dan aku terus bertanya sesuai dengan apa yang tersedia dalam form pertanyaan wawancara. Aku juga selanjutnya langsung menuju ke form satunya terkait dengan pertanyaan entrepreneur dari mitra itu sendiri. Sesekali aku meneguk air putih yang disediakan oleh istri pak irwadi. Setelah pertanyaan pertanyaan formal lanjut ke sesi cerita atau kisah pak irwadi sambil melihat jalanan yang baru saja di cor dan udara saat itu masih cukup panas. Pak irwadi sosok yang menurutku tegar, karena ia juga merupakan pendatang yang berasal dari Sumatera dan ia dikaruniai 2 orang anak. Kesederhanaannya dan sikap optimis akan sesuatu membuat aku jadi termotivasi untuk selalu berusaha dan ikhlas dalam mengerjakkan sesuatu.

Beliau dulunya merupakan pedagang juga dengan berjualan sembako terutama beras, namun usahanya selalu mengalami pasang surut. Impian terbesarnya adalah ingin punya warung atau agen yang besar dan bisa membantu orang-orang dengan harga produk yang murah. Kegagalannya dalam usaha tidak membuatnya patah semangat, ia selalu mencari info terkait dengan usaha dan lain-lain. Akhirnya ia bergabung atau memulai usaha jangkrik rumahan dengan modal yang sedikit. Bulan demi bulan banyak kendala mulai dari kurangnya minat dan mungkin banyak juga orang yang jual jangkrik lebih murah. Namun rezeki selalu datang pada orang yang sabar, ia cukup sukses dalam usaha jangkrik karena dia menawarkan beberapa jangkriknya ke toko burung atau rekannya yang hobi memelihara burung. Dari hal itu mulai berdatangan orang karena memang kualitas jangkriknya bagus dan ia juga mencoba untuk mengembangkan bisnisnya dengan membuka atau membangun tempat beberapa petak di samping rumahnya.

#info buat yang mau latihan soal warung pintar bisa wa ke 082299125557 

Banyak ide yang ada dalam pemikiran pak irwan ini, contohnya saja ketika banyak teman-teman atau konsumen datang untuk ngobrol lalu kumpul-kumpul dan itu jadi peluang juga untuk par irwan untuk belajar dari mereka dan berbagi pengalaman. Sebagai tuan rumah yang baik pasti setidaknya menyediakan makanan, minuman mungkin juga rokok saat ada tamu atau pembeli yang datang. Hal itu yang terpikir oleh pak irwan juga istri, kalo terus-terusan seperti ini lumayan juga uang yang dikeluarkan kalau berapa orang yang datang. Akhirnya ia memikirkan untuk membuka usaha warung kecil-kecilan namun perlu modal yang lumayan, karena selama ini pendapatan dari usaha jangkrik diputar lagi untuk modal. Temannya lalu memberikan informasi bahwa ada yang namanya warung pintar dan kita akan diberikan modal beserta warungnya. Awalnya dia bingung mendengar warung pintar dan tidak percaya karena hari gini mana ada yang gratis. Ia pun mencoba untuk daftar dan selang beberapa minggu atau bulan langsung diterima untuk menjadi mitra warung pintar. Awal buka warung banyak yang tertarik dan ramai karena fasilitas warung dan warna warung yang terbilang mencolok ujarnya. Sebelum membuka warung ia juga sempat meminta ijin kepada tetangga di depan rumahnya yang juga berjualan warung klontong tapi tetangganya tidak keberatan dan mengatakan bahwa rezeki sudah diatur.

Selama buka kegiatan marketing atau cara agar pengunjung lebih banyak datang ialah dengan membuat banner dan ia juga menginformasikan lewat media sosial atau group whatsapp lingkungan RT nya bahwa ada dan ia buka warung pintar. Selama 3 bulan buka warung pintar pendapatan membaik, istri pak irwan yang biasanya minta uang bulanan sekarang bisa menikmati sebagian hasil dari warung pintar dan sisanya untuk ditabung juga digunakan untuk belanja kebutuhan warung pintar. Ia juga berjualan kopi, mie instan dll yang siap seduh. Terkadang ada beberapa orang yang yang sekedar mampir saat lelah dalam perjalanan atau ojek online juga anak sekolah. Melihat strategi atau sistem warung pintar terpikirkan oleh pak irwan untuk diterapkan dalam usahanya dan ternyata berhasil. Jadi ia memberikan modal berupa jangkrik pada temannya yang memang sedang butuh usaha yang sekiranya tidak ada modal, kemudian lama-lama cukup berhasil dan sekarang pak irwan hanya memetik apa yang ia tanam. Banyak jangkrik yang ia distribusikan kepada teman-teman atau pembeli baru lainnya.

Belakangan adanya proyek pembangunan atau perbaikan jalan disatu sisi baik tapi ya selama 1 bulan terakhir khususnya desember warung par irwan agak sepi hanya sedikit orang yang berlalu lalang dan kebanyakan yang beli juga warga sekitar. Walau begitu pak irwan dan istri tetap mensyukuri dan mencoba membuat strategi baru dan semoga jika jalan sudah diperbaiki dan sudah dapat diakses akan banyak yang mampir kembali. Aku dan Vivi sangat setuju dengan semangat dan rasa tanggung jawab pak irwan sebagai suami karena ia merupakan tulang punggung keluarga kecilnya. Selain itu istrinya juga hanya sekedar ibu rumah tangga yang masih sibuk mengurus anaknya yang masih sekolah dasar. Sekilas tentang perjalan hidup pak irwan dan keluarga bisa kita jadikan teladan dan ambil sisi positifnya. Adzan ashar pun terdengar kami pun memutuskan pamit sekaligus meminta foto bersama untuk laporan sekaligus kenang-kenangan tersendiri untukku. Warung pintar jadi wadah dan sarana bagi masyarakat kalangan menengah kebawah untuk mendapatkan kesempatan bekerja dan berwirausaha meskipun dana yang mereka miliki terbatas. Selain itu warung pintar hadir untuk menjawab tantangan global mengembangkan dan memajukan warung klontong dan UMKM Indonesia. #Salam Volunteer

1 komentar: